actions.id

Penggunaan Bahan Baku

Akuntansi Biaya Penggunaan Bahan Baku

Akuntansi Bahan Baku

Dalam akun persediaan di buku besar untuk bahan baku langsung, bahan baku tidak langsung dan perlengkapan dapat dipisah. Akan tetapi secara umum perusahaan menggunakan satu akun buku besar Bahan Baku.

Pembelian Bahan Baku

Untuk sistem akuntansi biaya dalam transaksi pembelian bahan baku sama dengan akuntansi untuk bahan baku dengan menggunakan sistem persediaan perspektual. Pasa saat bahan baku telah diterima, maka nilainya akan didebit dalam akun Bahan Baku. Kuantitas dan harga tiap unit pada setiap pembelian dicatat dalam kartu catatan bahan baku. Satu bahan baku menggunakan satu kartu sebagai pengendalian bahan baku. Fungsi kartu tersebut untuk mencatat persediaan secara perpektual dan sekaligus sebagai buku pembantu untuk mendukung akun bahan baku. Contoh ayat jurnal dari transaksi ini adalah:

Bahan baku Rp 25.000.000,00

Utang Usaha Rp 25.000.000,00

Penggunaan Bahan Baku

Bahan baku langsung untuk suatu pesanan akan dikeluarkan ke proses produksi berdasarkan atas bukti permintaan bahan baku (material requisitions). Bukti dokumen ini akan dibuat oleh staf yang menyusun jadwal produksi ataupun personel lain yang berisi spesifikasi mengenai nomor pesanan, spesifikasi dan jumlah bahan baku yang dibutuhkan. Terdapat satu penggandaan dari bukti permintaan yang dikirim ke gudang dan akan mengumpulkan item tersebut. Setiap kuantitas dan biaya dari setiap item akan dicatat dalam bukti permintaan bahan baku dan diposting ke kartu catatan bahan baku. Selanjutnya aliran bahan baku dari dalam gudang dipindah ke pabrik maka pertanggung jawaban biaya sebagai transfer biaya dari Bahan Baku ke Barang Dalam Proses. Acap kali dilakukan dalam bentuk ikhtisar dalam pada akhir periode. Contoh ayat jurnal dari transaksi ini adalah:

Barang dalam Proses Rp 10.000.000,00

Bahan Baku Rp 10.000.000,00

Satu salinan dari setiap bukti permintaan bahan baku dikirimkan ke dalam departemen biaya diaman semua salinan bukti akan diurutkan sesduai dengan nomor pesanan dan dan dicatat. Dengan metode ini, jumlah kuantitas bahan baku serta biaya bahan baku akan tercatat dalam kartu biaya pesanan setiap hari, minggu atau sesuai penyelesaian produk sehingga biaya dapat diakumulasikan dengan tepat waktu. Di pihak lain jurnal tidak dibuat sesering memasukkan dalam kartu bahan baku. Apabila terdapat bahan baku yang tidak digunakan untuk pesanan maka akan dikembalikan ke dalam gudang dengan mengkreditkan akun bahan baku dan akun barang dalam proses, serta melakukan penyesuaian untuk kartu biaya pesanan.

Baca Juga : Merapihkan Laporan Keuangan Dengan Sistem

Berkas bukti permintaan bahan baku juga dipergunakan untuk mengeluarkan bahan baku tidak langsung maupun perlengkapan yang dibutuhkan pesanan. Kemudian jika tidak digunakan di pabrik, akan tetapi dipakai oleh pemasaran maupun administrasi akan dimasukkan dalam akun biaya pemasaran dan administrasi. Sebaliknya jika dipergunakan untuk pesanan di pabrik maka bahan tidak langsung maupun perlengkapan tersebut akan dibebankan pada akun Pengendali Overhead Pabrik. Dengan jurnal sebagai berikut:

Pengendali Overhead Pabrik Rp 5.000.000,00

Bahan Baku Rp 5.000.000,00

Perhitungan dari rincian biaya overhead juga diposting dalam akun buku pembantu overhead, berupa kertas kerja yang disebut kertas kerja analisis overhead pabrik. Sehingga informasi yang tepat waktu sangat dibutuhkan untuk menghitung biaya produk dan tagihan ke pelanggan. Untuk itu bukti permintaan bahan baku akan dimasukkan ke dalam kartu biaya pesanan dalam waktu satu minggu atau kurang untuk menghasilkan informasi biaya yang tepat waktu. Dengan perkembangan tehnologi dan munculnya sistem akuntansi yang telah terotomatisasi, bukti permintaan bahan baku dalam dilakukan secara elektronik, dan data di kartu biaya pesanan serta buku pembantu overhead dapat disesuaikan saat itu juga.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *