actions.id

Perhitungan Biaya Tenaga Kerja – Akuntansi Biaya

Perhitungan Biaya Tenaga Kerja dan Akuntansi Biaya

Akuntansi Tenaga Kerja

Sudah banyak perusahaan menggunakan mesin waktu pencatatan kedatangan dan waktu pulang setiap karyawan baik dalam kartu absen maupun dengan sidik jari yang lebih akurat. Dengan adanya mesin absensi ini baik kartu absen maupun sidik jari telah menunjukkan jumlah kerja karyawan untuk menentukan penghasilannya.

Dalam membantu identifikasi biaya tenaga kerja langsung maupun tak langsung tiap-tiap karyawan dibuatkan satu atau dua sistem pencatatan. Yang satu untuk jam tenaga kerja sesuai dengan pengerjaan pesanan. Dan yang lain untuk memperhitungkan pekerjaan ataupun tugas lain diluar pesanan. Tenaga kerja yang tidak mengerjakan pesanan dimasukkan dalam akun beban administrasi dan beban pemasaran.

Biaya Tenaga Kerja

Dalam setiap periode pembayaran gaji, kewajiban untuk gaji dan pembayaran lainnya dicatat dalam jurnal dan diposting dalam buku besar. Dengan tidak memperdulikan jumlah kewajiban yang dicatat, maka lawan jurnalnya adalah dibagian debit ke Beban Gaji. Biaya tenaga kerja diakumulasikan secara sementara dan didistribusikan ke akun-akun biaya lainnya yang dilakukan tiap akhir periode.

Secara umum pembayaran upah karyawan dilaksanakan secara bulanan, walaupun bahkan ada yang melakukannya lebih sering mingguan atau bahkan harian. Sehingga akan melakukan pencatatan beberapa kali dalam satu bulan, mengakibatkan rincian akuntansi tenaga kerja menjadi sangat banyak. Contoh ayat jurnal transaksi ini adalah:

Beban Gaji Rp 31.000.000,00

Beban Gaji yang Masih Harus Dibayar Rp 31.000.000,00

Distribusi Biaya Tenaga Kerja

Untuk mendistribusikan biaya tenaga kerja secara umum dilakukan secara periodik bulanan. Kartu jam kerja karyawan akan diurutkan berdasarkan pesanan kemudian dimasukkan ke dalam kartu biaya pesanan dan dicatat dalam jurnal umum. Dengan pengakuan jam tenaga kerja dalam pabrik otomatis dengan jumlah tenaga kerja yang amat sedikit dan satu klasifikasi biaya konversi, semua tenaga pabrik diberlakukan sama seperti tenaga kerja tidak langsung. Contoh ayat jurnal masing-masing untuk tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tak langsung yakni:

Barang dalam Proses Rp 27.000.000,00

Beban Gaji Rp 27.000.000,00

Pengendali Overhead Rp   4.000.000,00

Beban Gaji Rp   4.000.000,00

Pencatatan jam kerja karyawan dengan menggunakan kartu jam karyawan diurutkan dan dicatat dalam kartu biaya pesanan secara mingguan maupun harian, dengan tujuan agar biaya produk dan tagihan kepada pemesan dapat diakumulasikan dengan segera. Sebaliknya dalam saldo buku besar hanya perlu dilakukan penyesuaian di setiap akhir bulan maupun kuartal pada saat laporan keuangan akan disusun. Untuk perusahaan yang telah memakai sistem otomatisasi akan melakukan identifikasi kartu jam kerja secara elektronik akan lebih mudah dimutakhirkan dengan segera bahkan seketika.

Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Semua biaya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung dalam pesanan akan tetapi terjadi dalam proses produksi (tidak termasuk pemasaran dan administrasi) merupakan overhead pabrik. Jika terjadi kurang penelusuran langsung terhadap akutansi biaya overhead menjadi berbeda. Dan akan menjadi penyebab utama karena peranan yang paling utama adalah bukti permintaan bahan baku dan kartu jam tenaga kerja. Sehingga biaya overhead diakumulasikan tanpa mengacu kepada pesanan tertentu, dan total biaya overhead dialokasikan kepada seluruh pesanan.

Biaya Overhead Aktual

Biaya bahan baku tak langsung dan tenaga kerja tidak langsung yang merupakan biaya overhead aktual akan dicatat pada saat terjadinya melalu jurnal secara periodik. Sedangkan biaya overhead lainnya seperti penyusutan, asuransi akan dilakukan pencatatan pada akhir periode melalui jurnal penyesuaian. Contoh ayat jurnal adalah:

Pengendali Overhead Pabrik Rp 4.900.000,00

Akumulasi Penyusutan Mesin Rp 4.900.000,00

Pengendali Overhead Pabrik Rp     520.000,00

Asuransi  Dibayar Dimuka Rp     520.000,00

Untuk akun biaya tenaga kerja tidak langsung didalamnya terbagi menjadi beberapa bagian seperti kafetaria, pengiriman bahan baku, kebersihan, pemeliharaan dan lain sebagainya, dimana masing-masing bagian dicatat secara terpisah dalam buku pembantu. Selain biaya tenaga kerja tidak langsung masih banyak lagi biaya overhead lainnya sebagai contoh adalah biaya sewa, asuransi gedung pabrik, pajak pabrik, depresiasi mesin, depresiasi pabrik, dan lain sebagainya. Untuk seluruh biaya overhead yang terjadi maka akun Pengendali Overhead Pabrik akan dimasukkan dalam debit dengan mencatat rincian buku pembantu, kemudian di sisi kredit mencatat aset yang sesuai ataupun akun kewajiban.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *